Meraup Sukses Dari Usaha Buah Segar

Senin, 01 Juli 2013
http://berkebunorganik.blogspot.com/
Prospek Cerah Usaha Buah Segar -Semakin banyaknya minuman dalam kemasan saat ini, menunjukkan bahwa masyarakat luas sangat konsumtif terhadap minuman yang siap saji. Tetapi mengingat dalam produk kemasan tersebut tentu saja mengandung bahan-bahan seperti pengawet, perasa, pewarna, dan sebagainya, akan mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Berangkat dari hal tersebut di atas, minuman segar non kemasan menjadi salah satu alternative pilihan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehat dengan rasa yang nikmat dan harga terjangkau. Sebagai contoh adalah minuman juice buah. Dalam makalah ini akan disajikan uraian tentang usaha juice buah, mulai dari persiapan usaha, penghitungan laba dan BEP, trik marketnya, produksinya, kesimpulan akhir dan juga daftar pustakanya.

Bisnis seputar minuman yang bisa menyehatkan badan ternyata masih menjanjikan, Buktinya, produk minuman kesehatan makin banyak membanjiri pasar.

Belakangan ini, Sebagian produk minuman ringan semakin banyak membanjiri pasar dalam negeri. Coba saja tengok pusat-pusat perbelanjaan saat ini, kita pasti menemukan produk-produk minuman ringan tersebut. Beragam minuman menyegarkan ini hadir berbagai merek, bentuk, kemasan. Rasa yang ditawarkan pun beragam, mulai rasa buah-buahan, kopi, sampai soda. Namun, tidak semua produk minuman ringan digemari masyarakat.

Kini konsumen semakin kritis mimilih dan mengkonsumsi minuman ringan. Mereka lebih suka memilih minuman yang memiliki khasiat menjaga kesehatan badan. Tentu, ini membuat pasar minuman yang menyehatkan semakin membesar.


Beranjak dari kebutuhan konsumen itulah, kini banyak bertebaran kedai penjual minuman kesehatan, baik yang berbentuk waralaba atau usaha sendiri. Tak hanya restoran di hotel berbintang atau mall yang menjajakan minuman jenis ini. Sari buah segar, susu sari kedelai, jahe merah, jahe gingseng, sampai bandrek makin banyak menjadi andalan kedai-kedai yang beroperasi di pingir jalan. Meski pemainnya makin banyak, toh pasar minuman kesehatan ini tetap terbuka lebar. Siapa pun bisa mencoba ikut peruntungan di bisnis ini. Jika malas membuka usaha sendiri, bisa pula mencoba tawaran kemitraan atau waralaba atau beberapa pebisnis minuman kesehatan yang sudah beroperasi lebih dulu (franchising)

Layaknya bisnis makanan, bisnis minuman juga kagak ade matinye, terutama minuman sari segar buah yang populer disebut juice buah. Minuman ini memang disukai semua lapisan masyarakat dan tidak dibatasi usia. Makanya, belakangan ini, pedagang minuman sari buah semakin banyak dan tersebar dimana-mana. Selain kemitraan dan waralaba, banyak pedagang yang mengembangkan usaha secara mandiri.
Sejauh ini cukup banyak pengusaha yang sukses menjalankan bisnis minuman ini secara mandiri Ada resep menjadi kunci kesuksesan,”salah satunya harus pintar menggali potensi buah-buahan lokal untuk dikreasi sebagai bahan minuman,”.

Setelah menemukan racikan minuman yang pas, juga harus menentukan target atau saran pasar yang dipilih. Penentuan lokasi pun sangat penting. Dimana tempat berjualan harus di daerah ramai dan mudah dijumpai oleh masyarakat. Dibanding dengan kemitraan atau waralaba, menjalankan bisnis juice buah secara mandiri memang membutuhkan modal lebih besar dan harus siap me-manage sendiri usaha-nya. Berbeda dengan menjual memakai waralaba dimana management dan supporting system nya disiapkan semua dari franchisor.

Karena menjajal usaha dari awal, kita harus lebih sabar dalam merintis usaha ini. “Produk baru butuh agak lama untuk berkenalan dengan pasar,”. Satu sampai tiga bulan pertama adalah masa-masa trial and error alias asa uji coba agar rasa juice buah produk kita bisa pas di lidah konsumen. Setelah itu, bulan ke empat sampai ke lima adalah masa pengenalan pasar. “Ketika bulan ke enam produk sudah di kenal pasar, kita baru bisa mengambil margin profit yang “lebih” dan membuka cabang baru bila memadai.



Seperti stanley pemilik "FORZEN FRUIT"  di Semarang, Jawa Tengah. Sukses Meraup laba dari usaha pembekuan buah segar kupas.

Dengan modal mesin pendingin senilai Rp 15 juta itulah Stanley memulai bisnis dengan menjual lima jenis buah beku tanpa kulit yang sering dikonsumsi, seperti mangga, apel, jambu, stroberi, dan melon. "Usaha ini belum banyak pemain," ungkap Stanley.

Stanley menjual buah beku itu seharga Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per kilogram (kg). Ternyata, jualan itu laris manis. Bahkan dalam sebulan Stanley bisa menjual hingga 400 kg buah beku, dengan omzet sekitar Rp 16 juta. "Buah beku lebih tahan lama, bisa bertahan di lemari es hingga tiga bulan," kata Stanley yang juga pemilik usaha mebel di Semarang itu.

Menurut Stanley, permintaan buah beku itu datang dari kalangan rumah tangga hingga restoran di Semarang dan sekitarnya. Selain Stanley, Flegon Koen juga memproduksi buah beku merek Buabeku. Flegon membuka gerai Buabeku-nya di Jakarta. Ia terbilang pemain baru di bisnis buah beku ini. Namun begitu ia sudah memiliki pelanggan dari kalangan restoran di Jakarta.

Seperti halnya Stanley, Flegon yang baru membuka usaha kurang lebih dua bulan silam itu juga menjual buah beku yang sudah dikupas dan sudah siap untuk dijus. "Hasil observasi kami, pasar buah beku ini adalah restoran," ungkap Flegon.kisah lengkapnya bisa anda temukan DISINI



Diet Cepat Dan Sehat

1 komentar:

adinew at: 30 April 2016 pukul 06.33 mengatakan...

Makasi ya atas informasinya sangat bermanfaat sekali
disini

Posting Komentar